Sejarah Mongolia, terutama mengenai Genghis Khan dan keturunannya
yang mengejutkan dunia saat itu. Menurut Wikipedia, Kekaisaran Mongolia
adalah kekaisaran dengan luas wilayah terbesar kedua sepanjang sejarah
setelah Kekaisaran Inggris Raya. Genghis Khan sendiri adalah topik yang
dilupakan oleh kita di Indonesia. Orang-orang Muslim dan Kristen tidak
begitu menyukainya, tapi di Mongolia Genghis adalah dewa.
Sebelum saya mulai tertarik dengan Sejarah Mongolia mengenai Genghis
Khan dan keturunannya, saya hanya tahu bahwa dia menyerang
peradaban-peradaban dunia yang terkenal saat itu. Mulai dari kekaisaran
Cina (saya juga tidak begitu tahu saat itu dinasti apa yang berkuasa),
yang oleh orangtua saya pernah diceritakan mengenai pengkhianatan salah
seorang pejabat kerajaan sehingga Pasukan Mongol memasuki Cina.
Kerajaan-kerajaan Islam yang berada di sisi barat juga mengalami nasib
serupa, yang kembali saya tidak tahu kerajaan apa atau dinasti apa yang
berkuasa saat itu. Genghis Khan seperti yang saya ketahui sebelum
membaca sejarahnya, adalah orang yang garang dan tidak berbelas kasihan.
Apalagi mereka hanyalah sekumpulan orang-orang Barbar yang datang
merampok. Mengenai hubungannya dengan Kubhilai Khan pun saya tidak tahu
saat itu.
Saat saya membaca mengenai Genghis Khan dan keturunannya, walaupun
baru secuil untuk bisa mendapatkan gambaran besarnya, adalah orang-orang
yang mau menerima perkembangan masa dan mengintegrasikannya ke dalam
kebudayaan dan falsafah mereka sebagai suku nomaden. Di sekeliling
Genghis Khan juga terdapat orang-orang yang berintelektual tinggi, jago
strategi berperang, dan mampu menggunakan teknologi untuk mengusahakan
kemenangan. Satu hal lagi yang saya ketahui adalah mengenai
kegarangannya, memang satu hal yang tidak bisa dihilangkan adalah
Genghis Khan ini kejam terhadap mereka yang menentangnya dan dianggap
sebagai pengkhianatan. Di satu sisi, Genghis Khan begitu mengapresiasi
kesetiaan seseorang. 4 Jenderal terbaiknya yaitu Subetei, Jelme, Jebe,
dan Khubilai (bukan Khubilai Khan) adalah orang-orang setia yang
diapresiasi oleh Genghis. Kembali lagi saya menemukan fakta, bahwa bukan
Genghis yang berekspansi dan invasi ke kerajaan-kerajaan tertentu untuk
memperluas kerajaannya. Para Jenderal terbaiknya lah yang melakukannya.
Salah satunya adalah penaklukkan salah satu kerajaan di Eropa bernama
Hongaria dalam Pertempuran Mohi (Battle of Mohi) pada tahun 1241.
Pertempuran Mohi (hari ini disebut Muhi), juga dikenal dengan nama
Peperangan Sungai Sajo karena letaknya berada dekat dengan aliran Sungai
Sajo atau Peperangan Sungai Tisza. Pertempuran ini adalah pertempuran
utama antara Pasukan Kekaisaran Mongol (Pasukan Mongol) dan Pasukan
Kerajaan Hongaria (Pasukan Hongaria) dalam rangka invasi Kekaisaran
Mongol. Pertempuran berlangsung di Mohi, di sebelah barat daya Sungai
Sajo.
LATAR BELAKANG
Pasukan Mongol menyerang Hongaria dengan 3 pasukan. Pasukan yang
pertama menyerang melalui Polandia dalam rangka menahan kemungkinan
bantuan Pasukan Polandia yang telah kalah ke Hongaria. Pasukan kedua
menyerang dari selatan. Pasukan ini menyerang Transylvania, mengalahkan
komando pasukan dan menghancurkan Pasukan Transylvania Hongaria. Pasukan
utama berada di bawah komando Batu Khan (cucu dari Genghis Khan) dan
Subetei menyerang Hongaria melalui Benteng Verecke Pass dan membinasakan
pasukan yang dipimpin oleh Denis Tomaj, seorang Count Palatine dari
Kerajaan Hongaria pada 12 Maret 1241.
Peperangan dengan Pasukan Mongol tidak bisa dielakkan oleh Kerajaan
Hongaria. Kejadian bermula pada 1223 ketika Pasukan Mongol mengalahkan
Pasukan Aliansi bangsa Cuman di sungai Kalka. Pasukan bangsa Cuman yang
kalah kemudian melarikan diri ke Hongaria. Kerajaan Hongaria telah
mencoba mengkonversi bangsa Cuman menjadi Kristen dan memperluas
pengaruhnya terhadap mereka selama beberapa dekade. Bahkan, Raja
Hongaria saat itu Raja Bela IV mulai menggunakan gelar Raja Cuman.
Ketika bangsa Cuman yang mengungsi mencari suaka ke dalam Kerajaan
Hongaria, kelihatannya paling kurang sekelompok bangsa Cuman telah
menerima peraturan Kerajaan Hongaria. Mongol memandang Hongaria sebagai
rival, dan migrasi bangsa Cuman ke Hongaria sebagai sebuah “casus
belli”. Dalam ultimatum bangsa Mongol, mereka juga menyalahkan Hongaria
untuk “missing envoys”.
Raja Bela IV mulai memobilisasi dan memerintah seluruh pasukannya,
termasuk bangsa Cuman, menuju kota Pest. Frederick II Babenberg, seorang
Duke Austria dan Styria, juga tiba di kota Pest untuk membantu Raja
Bela IV. Masalah terjadi dalam mobilisasi ini. Konflik antara bangsa
Cuman dan Hongaria menyebabkan perpecahan dan pemberontakan. Khan bangsa
Cuman (pemimpin) terbunuh. Bangsa Cuman meninggalkan Hongaria ke arah
selatan karena merasa mereka dikhianati. Mobilisasi penuh tidak sukses.
Banyak kontingen tidak bisa mencapai Pest, beberapa dihancurkan Pasukan
Mongol sebelum mereka tiba dan beberapa dihancurkan oleh bangsa Cuman.
Beberapa bangsawan pun enggan membantu dan membatalkan keikutsertaan
mereka dalam kampanye ini karena tidak menyukai raja bahkan cenderung
membencinya dan menginginkan kejatuhannya.
PERTEMPURAN
Pasukan terdepan Mongol tiba di Pest pada 15 Maret 1241 dan merampok
wilayah-wilayah tetangga. Raja Bela melarang pasukannya menyerang
mereka, karena Pasukan Hongaria masih belum siap. Walau begitu, Duke
Frederick menyerang dan mengalahkan sebuah kelompok penyerbu minor
sehingga Raja Bela dianggap sebagai seorang pengecut. Setelah aksi
heroik tersebut, Duke Frederick memilih kembali ke asalnya. Ugrin Csak,
seorang archbishop Kalocsa, juga mencoba menyerang sebuah kontingen
Mongol, tapi dia dipancing ke sebuah rawa dan pasukan kavalerinya tidak
bisa bergerak dengan lihai karena terjebak di dalam rawa. Dia hampir
saja mati di sana.
Akhirnya, raja memutuskan untuk memberikan pertempuran bagi Pasukan
Mongol, tapi mereka mulai melarikan diri. Hal ini menegaskan opini dari
para bangsawan bahwa Mongol bukanlah sebuah ancaman dan perilaku raja
tidaklah hati-hati tapi pengecut. Setelah seminggu pasukan bergerak maju
dan serangan Mongol yang berkali-kali, Pasukan Hongaria mencapai luapan
sungai Sajo, di mana mereka berhenti untuk beristirahat dan menunggu
pasokan tambahan. Raja dan pasukannya masih tidak mengetahui bahwa
Pasukan utama Mongol, yang berjumlah di antara 20 ribu dan 30 ribu
(Pasukan Hongaria berjumlah 15 ribu orang yang terdiri atas orang-orang
kuat dari berbagai kesatuan pasukan) hadir di sana, karena hutan yang
menutupi tepi jauh sungai Sajo. Raja yang penuh kehati-hatian menyuruh
membangun benteng dari gerbong-gerbong kereta.
Sangat tidak mungkin bahwa Pasukan Mongol mula-mula ingin
menyeberangi sebuah sungai yang lebar dan berbahaya untuk menyerang
benteng kamp Pasukan Hongaria. Hal yang lebih mungkin bahwa rencana
mereka pada awalnya menyerang Pasukan Hongaria sambil menyeberangi
sungai walaupun hal ini masih tidak pasti (dalam identifikasi sejarah).
Seorang budak, orang Ruthenian, berhasil melarikan diri ke Pasukan
Hongaria memberikan peringatan bahwa Mongol bermaksud mengadakan sebuah
serangan malam pada Jembatan Sajo.
Pasukan Mongol merencanakan untuk membawa 3 kontingen pasukan mereka
bersama-sama jika mungkin sebelum terlibat di dalam pertempuran dan
melihat tanda-tanda bahwa Hongaria berencana untuk menyerang. Jalan
menuju kamp dibentengi adalah kesalahan taktik sejak hal tersebut akan
merintangi pergerakan melarikan diri dalam sebuah penyerangan.
Pasukan Hongaria masih tidak percaya bahwa akan ada penyerangan skala
penuh, tapi pasukan dari Pangeran Kalman (Duke Slavonia dan adik dari
Raja Bela), archbishop Ugrin Csak dan Rembald de Voczon, seorang master
templar, meninggalkan kamp untuk memberikan serangan kejutan kepada
Mongol dan mempertahankan jembatan yang tidak berpenjaga. Pasukan
tersebut mencapai jembatan pada tengah malam, berbaris untuk menuju
jembatan dalam kegelapan malam pada 7 kilometer terakhir. Pasukan Mongol
tidak menginginkan penyerangan malam hari (pasukan panah berkuda
menghindari pertempuran malam), tapi mereka ingin menyeberangi sungai
agar bisa menyerang kamp Hongaria pada subuhnya. Ketika Kalman dan Ugrin
tiba, mereka mendapati Pasukan Mongol tidak siap dan berada di tengah
jembatan untuk menyeberang. Pasukan Kalman dan Ugrin dengan sukses
memaksa Mongol ke dalam pertempuran dan mendapatkan kemenangan di sana.
Mongol tidak bersiap untuk pasukan crossbow milik Hongaria, yang
mengakibatkan kehilangan yang luar biasa pada Pasukan Mongol, dan
tertolong dengan ukuran jembatan yang mana panjang minimumnya adalah 200
meter. Pasukan Hongaria meninggalkan beberapa tentara untuk menjaga
jembatan dan kembali ke kamp, tidak menyadari Pasukan utama Mongol
berada pada area yang dekat. Pasukan Hongaria tiba di kamp dan merayakan
kemenangan. Kemenangan yang dirayakan ternyata diraih dari pasukan
kecil milik Mongol.
Kemenangan tidak terduga Pasukan Hongaria memaksa Mongol memodifikasi
rencana mereka. Sejban, salah satu Jenderal Mongol, dikirim ke utara ke
sebuah arungan dengan pasukan yang lebih kecil untuk menyeberangi
sungai dan menyerang garis belakang dari penjaga jembatan. Ketika
matahari mulai muncul, kira-kira pukul 4 pagi saat itu, mereka mulai
menyeberang. Sementara itu, Subetei pergi ke selatan untuk membuat
jembatan darurat sementara sementara pasukan Hongaria yang menjaga
jembatan terlibat pertempuran, tapi meninggalkan Batu sebuah rencana
dengan menggunakan pelempar batu raksasa (ukuran batu yang sangat besar)
untuk menyingkirkan pasukan crossbow yang berada pada arah yang
berlawanan. Saat subuh, Batu, dengan 7 alat pelempar batunya, menyerang
Pasukan Hongaria yang menjaga jembatan. Ketika Sejban dan pasukannya
tiba, Pasukan Hongaria melarikan diri ke kamp mereka. Pasukan utama
Mongol selesai menyeberangi sungai pada pukul 8 pagi.
Ketika Pasukan Hongaria yang melarikan diri tiba di kamp, mereka
membangunkan yang lain. Kalman, Ugrin dan para master templar kemudian
meninggalkan kamp untuk berurusan dengan para penyerang. Mereka yang
bertahan di kamp, mempercayai bahwa serangan tersebut adalah serangan
kecil dan Pangeran Kalman akan kembali dengan kemenangan. Tapi,
setibanya di sana, Kalman dan Ugrin menyaksikan gelombang besar Pasukan
Mongol, mereka kemudian menyadari bahwa ini bukan lagi serangan
kecil-kecilan oleh sekelompok pasukan kecil melainkan sebuah penyerangan
oleh Pasukan utama Mongol. Setelah terlibat dalam pertempuran sengit
dengan Pasukan utama Mongol, Pangeran Kalman dan Ugrin kembali ke kamp
dengan harapan untuk memobilisasi seluruh pasukan untuk menandingi
Mongol. Hanya saja, mereka sangat kecewa karena Raja Bela tidak
mengeluarkan perintah untuk persiapan perang. Ugrin menyalahkan sang
raja akan kesalahannya di depan publik. Pada akhirnya, Pasukan Hongaria
maju ke depan menuju pertempuran. Ketidaksiapan Pasukan Hongaria saat
itu memberikan waktu bagi Batu menyeberangi sungai.
Perjuangan berat terjadi. Pasukan Hongaria unggul jumlah terhadap
pasukan Batu. Hal ini membuat Pasukan Mongol tidak bisa bergerak dengan
cepat karena Sajo tepat berada di belakang mereka. Menurut Sejarah
Dinasti Yuan, Batu kehilangan 30 baatur (bodyguard dengan baju
tempur yang berat) nya dan satu letnannya, Bakatu, ketika dia menyerang
sendiri titik terkuat lawan dengan barisan depan. Pada momen ini,
Subetei yang tertunda waktunya karena membangun jembatan darurat
sementara, menyerang sisi sayap belakang, menyebabkan Pasukan Hongaria
lari dengan panik ke kamp mereka.
Pertempuran berlanjut ke kamp Hongaria. Pasukan Hongaria bisa saja
mempertahankan benteng kamp mereka, hanya saja serangan-serangan kejutan
mereka tidaklah efektif, dan mereka terkena serangan panah api,
menyebabkan kematian banyak prajurit karena terinjak-injak oleh prajurit
lain yang melarikan diri. Mereka mencoba melarikan diri melalui jarak
yang sengaja ditinggalkan oleh Mongol. Strategi yang digunakan dalam
peperangan oleh Pasukan Mongol umumnya jika tidak memancing pasukan
utama musuh untuk keluar masuk perangkap, ya menciptakan gap agar
musuh mengira mereka bisa melarikan diri sehingga ketika mereka
melarikan diri, telah ditunggu oleh satu Pasukan Mongol yang lain.
Selain itu, adalah lebih mudah membunuh mereka yang lari ketimbang harus
bertarung dengan pasukan yang sudah siap mati. Pertempuran ini juga
menyebabkan banyak Pasukan Mongol yang mati, terutama di kesatuan Batu
Khan sehingga tidak mau mengejar musuh. Tapi, Subetei mendesaknya dengan
sukses dan Pasukan Mongol menyerang.
Di pihak Hongaria, archbishop Ugrin meninggal. Pangeran Kalman dan
Raja Bela berhasil melarikan diri. Luka yang dialami Kalman sangat
serius sehingga meninggal beberapa saat kemudian.
Pasukan Hongaria mengalami kekalahan telak dalam Pertempuran Mohi.
Raja Bela melarikan diri ke pulau-pulau di lepas pantai melalui Austria
dan Kroasia, bersembunyi di sana hingga kondisi kembali aman.
AKIBAT
Setelah kemenangan Mongol, mereka berkumpul kembali dan mulai
mempersiapkan penyerangan yang sistematik ke Hongaria.
Kekalahan-kekalahan Pasukan Hongaria yang sedemikian rupa karena mereka
tidak bisa menyusun pertahanan yang efektif. Sebuah usaha dibuat untuk
bertahan dari serangan Mongol di sungai Danube, yang mana kebanyakan
berhasil, dari April 1241 hingga Januari 1242. Dalam suasana musim
dingin yang tidak biasanya, sungai membeku, dan setelah sejumlah
pertempuran dekat, Pasukan Mongol berhasil menyeberang. Keluarga
kerajaan melarikan diri ke Austria dan meminta pertolongan Duke
Frederick, tapi malah Frederick menangkap mereka dan memeras mereka
sejumlah tebusan yang sangat besar dalam emas dan memaksa Raja
menyerahkan tiga wilayah barat untuk Austria. Pada titik ini, Raja Bela
dan rombongannya melarikan diri ke barat daya melalui wilayah yang
berada dalam kekuasaan Hongaria.
Sementara Raja Bela menjaga dirinya dengan pemberitahuan situasi yang
terjadi di wilayah yang tersisa dalam negaranya, Raja membuat sejumlah
usaha untuk mengontak pemimpin-pemimpin lain di Eropa, diantaranya Paus,
Kaisar Kekaisaran Roma yang Suci, dan Kerajaan Perancis, tapi
kelihatannya mereka tidak tertarik dengan permintaan Raja Bela.
Kelihatannya mereka memiliki kesalahpahaman yang amat besar terhadap
ancaman Pasukan Mongol, yang mana saat itu hanya berjarak 1 minggu dari
perbatasan Perancis. Kekaisaran Mongol menunjuk seorang darughachi
(seorang administrator yang bertanggung jawab untuk pengumpulan pajak
di daerah jajahan Mongol) di Hongaria dan mencetak uang koin atas nama
Kaisar Mongol. Menurut Michael Prawdin, daerah dari Bela diberikan
kepada Orda oleh Batu sebagai seorang appanage (seseorang yang diberikan hadiah).
Pasukan Mongol, setelah pertempuran ini, oleh para sejarawan
memprediksi akan terus menginvasi Eropa ke arah barat jika Khan Ogedei
tidak meninggal. Pada Desember 1241, Khan Ogedei meninggal dan memaksa
Batu Khan dan Jenderal Subetei kembali ke negaranya untuk pemilihan Khan
yang baru. Seandainya Ogedei tidak meninggal, Batu Khan dan Jenderal
Subetei telah memerintahkan mata-mata mereka untuk menyelidiki
kerajaan-kerajaan yang berada di bagian barat, akan menginvasi
kerajaan-kerajaan yang berada di Eropa Barat. Banyak yang menyangsikan
apakah Eropa masih akan menjadi kekuatan (saat itu) jika dihancurkan
oleh Mongol. Kepergian Batu Khan dan Jenderal Subetei dari Hongaria
adalah pertama dan terakhir kali karena mereka tidak kembali lagi untuk
menginvasi Eropa. Pengganti Ogedei Khan adalah Guyuk yang memindahkan
daerah operasi militer Jenderal Subetei ke Cina Selatan untuk menginvasi
Dinasti Song. Jenderal Subetei mati pada 1248 karena tua.
Kesimpulannya, Pasukan Mongol juga adalah pasukan yang terpelajar,
dan bukan hanya sekelompok pasukan barbar. Penggunaan strategi dalam
peperangan yang terintegrasi dengan artileri yang biasa dipakai dalam
pengepungan kota adalah salah satu kemajuan dalam dunia peperangan.
Salah seorang Profesor di Eropa memberi kredit kepada Pasukan Mongol
yang memperkenalkan bubuk mesiu dan senjata-senjata yang berhubungan
dengan itu ke dalam Eropa. Sangat yang tidak bisa dipercaya adalah,
Mongol adalah bangsa yang nomaden menaklukkan seluruh dinasti dan
kerajaan-kerajaan yang mereka lewati. Sayang, sedikit saja yang bisa
diceritakan dari Invasi Bangsa Mongol. Di Indonesia sendiri, buku-buku
yang menceritakan kegemilangan Kekaisaran Mongol tidak banyak. Mungkin
masih ada satu atau dua pertempuran yang melibatkan bangsa Mongol dan
sangat berharga untuk diangkat lagi ke permukaan.
Bagus sekali info sejarahnya gan terima kasih
ReplyDelete