Perang Yarmuk adalah perang yang melibatkan antara pasukan muslim arab
melawan tentara Kerajaan Romawi Timur (Byzantine), kerajaan super power
kala itu. Perang ini terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab yaitu
pada tahun 636 Masehi. Perang ini termasuk peristiwa penting dalam
sejarah dunia, karena perang ini menyebabkan kembalinya wilayah Damaskus
dan takluknya wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia ketangan islam,
serta pesatnya perkembangan islam keluar jazirah arab.
Dalam perang ini
juga
terdapat beberapa peristiwa menarik dan heroik, diantaranya komandan perang tentara romawi yang bernama Jurjah yang pindah islam dan berjihad bersama pasukan islam dan kemenangan pasukan muslim yang berjumlah tak lebih dari 45.000 pasukan menang melawan pasukan romawi yang berjumlah sekitar 240.000 pasukan bersenjata lengkap. Perang ini disebut Perang Yarmuk karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai penyumbang aliran ke sungai Yordan.
terdapat beberapa peristiwa menarik dan heroik, diantaranya komandan perang tentara romawi yang bernama Jurjah yang pindah islam dan berjihad bersama pasukan islam dan kemenangan pasukan muslim yang berjumlah tak lebih dari 45.000 pasukan menang melawan pasukan romawi yang berjumlah sekitar 240.000 pasukan bersenjata lengkap. Perang ini disebut Perang Yarmuk karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai penyumbang aliran ke sungai Yordan.
Pasukan Islam dibawah komando Khalid bin Walid tidak gentar sediikitpun
untuk menghadapi pasukan Romawi Timur dibawah pimpinan raja Heraklius.
Padahal pada saat itu pasukan islam hanya berjumlah tidak lebih dari
45.000 pasukan. Sedangkan pasukan Romawi berjumlah sekitar 240.000
tentara multinasional kekaisaran yang terdiri dari berbagai wilayah,
diantara Armenia, Slavia, Kristen Arab Ghassanid dan pasukan romawi
timur biasa.
Sebelum berperang, pasukan muslim berkumpul dan Khalid bin Walid ra.
Berpidato, “Sesungguhnya ini adalah satu hari di antara hari-hari Allah,
tidak sepantasnya ada kesombongan dan kezaliman. Ikhlaskan niat jihad
kalian dan tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan amal kalian!”
Panglima terkuat didunia ini kemudian mengangkat panji-panji islam
seraya menyerukan semangat takbir untuk berjihad. Perang yarmuk terjadi
dengan sangat sengitnya, walaupun pasukan romawi yang seakan tidak
habis-habisnya turun dari gunung untuk menghancurkan pasukan islam,
namun pasukan romawi tidak mampu mengalahkan pasukan islam. Perang ini
memperlihatkan betapa besarnya semangat perjuangan para pasukan muslimin
dengan rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi agama islam. Padahal
dalam hitungan-hitungan matematik, pasukan islam yang hanya berjumlah
45.000 pasukan harus mengalahkan pasukan 240.000 pasukan romawi yaitu
sama dengan satu orang harus mengalahkan 6 musuh. Namun kelebihan
pasukan muslim saat itu adalah lebih bersatu dan kompak dibanding dengan
pasukan musuh yang terdiri dari pasukan multinasional.
Tentara Muslim seluruhnya berjumlah 45.000 orang itu, sesuai dengan
strategi Khalid, dipecah menjadi 40 kontingen untuk memberi kesan
seolah-olah mereka lebih besar daripada musuh. Strategi Khalid ternyata
sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di
Arab Utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima
bagian, depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraclus sebagai ketua
tentara Romawi telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama
lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan.
Romawi juga menggunakan taktik dan strategi tetsudo (kura-kura). Jenis
tentara Rom dikenal sebagai ‘legions’, yang satu bagiannya terdapat
3000-6000 laskar berjalan kaki dan 100-200 laskar berkuda. Ditambah
dengan dan ‘tentara bergajah’. Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin
pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang.
Pasukan muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul
mundur tentara Romawi.
Kehebatan Khalid bin Walid dimedan perang dalam mengatur pasukan dan
strategi sungguh gemilang dan membuat para komandan romawi tercengang.
Salah satunya adalah Jurjah/Gregious Theodore. Jurjah pun mengundang
Khalid bin Walid untuk bertemu disaat masa istirahat perang. Saat
keduanya bertemu. Komandan pasukan romawi itu pun bertemu bertanya pada
Khalid bin Walid.
Jurjah : “Wahai Khalid, jawablah dengan jujur dan jangan berbohong
karena seorang yang merdeka tidak akan berbohong dan jangan pula engkau
tipu aku karena seorang yang mulia tidak akan menipu orang yang berharap
secara baik-baik. Demi Allah, apakah Allah pernah menurunkan sebuah pedang
dari langit kepada Nabi-Nya lalu diberikannya kepadamu sehingga setiap
kali engkau hunuskan pada suatu kaum engkau pasti bisa mengalahkannya?”.
Khalid : menjawab,”tidak.”
Jurjah : Kalau demikian, kenapa engkau dijuluki pedang Allah?”
Khalid : “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Nabi-Nya
pada kami lalu ia menyeru kami, tapi kami lari dan menjauh darinya.
Kemudian sebagian dari kami memercayai dan mengikutinya dan sebagian
lagi menjauh dan mendustakannya. Mulanya aku termasuk yang mendustakan, menjauh, bahkan memeranginya. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala melembutkan hati
kami dan memberi kami petunjuk sehingga kami mengikutinya. Kemudian
beliau bersabda, "Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah
yang Dia hunuskan kepada kaum musyrikin."
Jurjah : “Engkau telah jujur, Wahai Khalid, beritahukanku, kepada apa kalian mengajak?”
Khalid : “Kepada syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya serta membenarkan segala hal yang dibawanya
dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Jurjah : “Khalid, Ajarkan aku Islam.”
Akhirnya Jurjah/Gregious Theodore seorang komandan Romawi Timur masuk
islam. Dia berwudlu lalu melaksanakan sholat dua rakaat kepada Allah dan
hanya itu sholat yang dia kerjakan. Peperangan dimulai kembali dan
akhirnya berjihad bersama pasukan muslim melawan bekas pasukannya
tersebut. Jurjah berperang habis-habisan hanya untuk Allah SWT, dan dia
pun meninggal oleh bekas pasukannya sendiri. Dia berhasil mengejar
impiannya, yaitu mati secara syahid.
Masih banyak peristiwa yang heroik dalam perang ini, diantaranya kisah
Asma binti Yazid bin As-Sakan seorang perempuan islam bersama para kaum
muslimah yang bertugas dalam memnyuplai logistik, senjata dan medis
untuk para pasukan islam yang terluka. Dalam kisahnya dia juga membantu
pasukan islam untuk melawan serta membunuh 9 tentara romawi. Dia
mengetahui bahwa dia hanya seorang perempuan dan bukan pasukan perang.
Sehingga dia tidak memiliki pedang maupun tombak. Akhirnya dia
berperang, masuk dalam medan perang hanya dengan menggunakan tongkat
tenda. Beliau memukul musuh-musuh Allah ke kanan ke kiri hingga dapat
membunuh sembilan orang tentara Romawi, sebagaimana yang dikisahkan oleh
Imam Ibnu Hajar.
Masih ada kisah yang menarik, yaitu Ikrimah bin Abu Jahal, Kata
Az-Zuhri: “Waktu itu, ‘Ikrimah adalah orang yang paling hebat ujiannya.
Luka sudah memenuhi wajah dan dadanya, sampai ada yang mengatakan
kepadanya, ”Bertakwalah engkau kepada Allah, kasihanilah dirimu.” Tapi
Ikrimah menukas, “Dahulu aku berjihad dengan diriku demi Latta dan
‘Uzza, bahkan aku serahkan jiwaku untuk mereka. Lantas, sekarang, apakah
harus aku biarkan jiwaku ini tetap utuh karena (membela) Allah dan
Rasul-Nya? Tidak. Demi Allah, selamanya tidak.” Ikrimah akhirnya gugur
sebagai syuhada, dengan luka tidak kurang dari 70 tikaman pedang, tombak
dan anak panah setelah berjuang habis-habis membela dan memperjuangkan
agama islam.
Perang pun dimenangkan oleh pasukan muslim. Kemenangan yang sangat
mengagumkan. Betapa hebatnya pasukan muslim yang hanya seper-enamnya
dari pasukan Kristen harus melawan musuh dengan senjata yang lebih
hebat. Namun semua ini adalah kekuasaan Allah SWT. Ini adalah bukti yang
nyata bahwa sesungguhnya kemenangan itu bersumber dari Allah, Tuhan
Yang Maha Kuasa. Atas bantuan Allah pasukan islam mampu mengalahkan
pasukan Kekaisaran Romawi Timur. Perang ini pun membuat kembalinya
wilayah Damaskus. Tidak hanya itu, perang ini juga menyebabkan islam
berhasil merebut wilayah Palestina, Suriah dan Mesopotamia dari
genggaman Kekaisaran Romawi Timur.
Ketika bencana ini terdengar Heraklius di Antioch, mengucapkan selamat
tinggal kepada Suriah, berkata, "Selamat tinggal Suriah, provinsiku yang
indah. Kau adalah seorang musuh sekarang", dan dia meninggalkan
Antiokia ke Konstantinopel. Heraklius mulai memusatkan pasukannya untuk
mempertahankan Mesir.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya
dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini
dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum
Muslimin pada masa itu, setelah menjadi pahlawan perang yarmuk. Khalid
menyerahkan kembali kepemimpinan kepada Amin al-Ummah, Abu Ubaidah ibnul
Jarrah. Khalid tetap menjadi seorang tentara yang jenius dan
legendaris. Keikhlasannya tidak kurang dan semangatnya tak pernah
melemah. Ia tak pernah kekurangan ide-ide hebat karena ia adalah pedang
Allah dan seorang pejuang Islam sejati.
0 komentar:
Post a Comment
Jangan Malu Berkomentar