Fenomena Lubang hitam atau Black hole masih menjadi perdebatan yang
seru diantara para ilmuwan. Black hole yang dianggap sebagai pemegang
rahasia semesta alam pun sering dikait-kaitkan dengan perjalanan lintas
waktu. Yang lebih heboh lagi kala Black hole diungkap sebagai pemicu
kiamat.Teori Black Hole sendiri
merupakan fenomena alam tata surya yang sudah dikemukakan oleh ilmuwan.
Dan banyak orang juga mempercayainya akan teori ini. Teori adanya Black
Hole pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and
Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman
bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori
relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh
Stephen William Hawking. Istilah Black Hole atau lubang hitam mulai
populer ketika John Archibald Wheeler menggunakannya pada
ceramah-ceramahnya pada tahun 1967. Walaupun ia dianggap luas sebagai
pencetus pertama istilah ini, namun ia selalu menampik dengan pernyataan
bahwa ia bukanlah penemu istilah ini.
Beberapa studi mengungkap bahwa Teori Black Hole
sebenarnya berasal dari kematian sebuah bintang yang lebih massif dari
pada Matahari. Karena itulah Black hole disebut memiliki pemusatan massa
yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat
besar. Namun, semua perdebatan mengenai Black hole dimentahkan oleh
Stephen Hawking. Baru-baru ini, fisikawan teoritis terkemuka tersebut
mengungkapkan bahwa Black hole sebenarnya tidak ada.
Hawking menyoroti mengenai paradoksk rumit yang berhubungan dengan
teori lubang hitam dalam ilmu fisika. Terutama perdebatan panjang
mengenai dua ide dasar fisika mengenai alam semesta : teori relativitas
umum Albert Einstein dan dinamika kuantum. Disebut juga oleh Hawking
bahwa lingkungan ekstrem di dalam dan di sekitar lubang hitam cocok
sebagai 'arena pertarungan' dua teori. Ia pun menyoroti mengenai
menyoroti soal cakrawala peristiwa (event horizon) lubang hitam. Tentang
batas yang menjadi unsur utama dalam sebuah Teori Black Hole. "Tidak
adanya cakrawala peristiwa berarti bahwa tidak ada lubang hitam," tulis
Hawking dalam makalah terbarunya, "Information Preservation and Weather
Forecasting for Black Holes", seperti dilansir dari situs
sains SPACE.com, Senin (27/1/2014). Cakrawala peristiwa atau Event
Horizon merupakan batas dari lubang hitam. Benda langit apapun, baik
bintang, gas, atau bahkan cahaya maka tak akan dapat lepas dari Event
horizon. Ibarat pintu, sekali melewatinya, tak ada kesempatan untuk
kembali.
Dipublikasikan dalam New Scientist, Hawking menyebut bahwa ketika
lubang hitam mati, maka segala yang ada padanya maka akan ikut lenyap.
Penulis buku A Brief History of Time ini pun berpendapat bahwa apapun
yang terjebak oleh gravitasi black hole maka tak akan dapat kembali
ditelusuri. Namun pada akhirnya Hawking meralat pernyataan tersebut, dan
mengatakan bahwa hal tersebut “kesalahan terbesar”. Kemungkinan bahwa
beberapa hal dapat lolos dari lubang hitam masihlah ada. Pasalnya,
lubang hitam memiliki permukaan yang bisa membuat cahaya terperangkap,
namun, bentuknya yang bervariasi membuat cahaya mungkin lolos darinya.
Hawking pun memperkenalkan ide baru mengenai cakrawala jelas atau
"apparent horizon" yang serupa dengan “area abu-abu” dalam fisika
ekstrem. Apparent horizon tidak akan melanggar baik prinsip relativitas
umum atau dinamika kuantum -- dua teori fundamental alam semesta yang
saling bertentangan. "Jadi, seperti prakiraan cuaca di Bumi, informasi
akan hilang secara efektif, meskipun tidak akan ada kehilangan
unitarity-nya , " tulis Hawking. Pernyataan Hawking walau mengejutkan
namun dapat diterima oleh para ilmuwan. "Gambaran Hawking terdengar
masuk akal," kata Don Page, seorang ahli fisika dan ahli Teori Black
Hole dari University of Alberta di Edmonton, Kanada, kepada
jurnal Nature. "Anda bisa bilang sangat radikal (Hawking) mengusulkan
bahwa cakrawala peristiwa tidak ada. Tapi ini adalah kondisi yang sangat
kuantum, dan ada ambiguitas tentang ruang dan waktu alam semesta,
apalagi menentukan apakah ada daerah tertentu dapat disebut sebagai
cakrawala peristiwa." Namun hal tersebut tak membuat para astronot dapat
segera masuk dan melakukan penyelidikan mengenai lubang hitam secara
langsung. "Setiap informasi atau objek lolos sebuah lubang hitam dalam
skenario ini (cakrawala jelas) akan 'sangat kacau'," kata Hawking
sendiri.
0 komentar:
Post a Comment
Jangan Malu Berkomentar