DARI kaki Pegunungan Andes di Peru,
suatu daerah hutan yang luas membentang ke arah timur di Benua Amerika
Selatan sejauh kira-kira 3.700 kilometer. Akhirnya, bentangan hijau ini
bertemu dengan birunya Samudra Atlantik.
Bagian hutan yang berlokasi di Peru ini —wilayah Amazon-nya —menyelimuti
hampir 60 persen wilayah negeri itu. Meskipun hanya ada sedikit
penduduk Peru di daerah tersebut, berlimpah tanaman dan hewan hidup di
bawah kanopi hutan yang tingginya 35 meter itu. Malah, Amazon dianggap
sebagai salah satu gudang harta ekologis yang paling kaya di bumi. Lebih
dari 3.000 jenis kupu-kupu beterbangan di udara yang lembap. Sekitar
4.000 jenis anggrek memamerkan bunga-bunganya yang cantik. Lebih dari 90
spesies ular mengintai di antara dahan dan di dasar hutan. Dan,
kira-kira 2.500 spesies ikan —termasuk belut listrik dan piranha —hilir mudik di sungai-sungai.
Dari sungai-sungai ini, yang paling
menonjol adalah Sungai Amazon yang besar. Di beberapa lokasi, curah
hujan sebanyak dua hingga tiga meter membasahi hutan setiap tahun,
sehingga Sungai Amazon dan ke-1.100 anak sungainya meluap membanjiri
lantai hutan. Panas dan kelembapan berpadu menciptakan udara sauna, yang
digemari tanaman. Namun, yang menakjubkan, tumbuh-tumbuhan lebat hidup
subur di tanah liat, yang dianggap terburuk di dunia dan tidak cocok
untuk penggarapan permanen.Ilmuwan Brazil menemukan eksistensi sungai bawah tanah yang mengalir
sepanjang 6.000 kilometer. Uniknya, sungai ini mengalir di bawah Sungai
Amazon.
Keberadaan sungai itu ditemukan berkat proyek penelitian yang dilakukan di 241 sumur milik perusahaan minyak, Petrobras, yang menggali wilayah Amazon pada tahun 1970-an hingga 1980-an, untuk mencari potensi kandungan minyak mentah.
Sungai bawah tanah itu mengalir di kedalaman 4.000 meter dengan aliran yang yang sama dengan Amazon. Jika dikalkulasi, sungai bawah tanah itu mengalirkan 3.000 meter kubik air tiap detiknya.
Keberadaan sungai itu ditemukan berkat proyek penelitian yang dilakukan di 241 sumur milik perusahaan minyak, Petrobras, yang menggali wilayah Amazon pada tahun 1970-an hingga 1980-an, untuk mencari potensi kandungan minyak mentah.
Sungai bawah tanah itu mengalir di kedalaman 4.000 meter dengan aliran yang yang sama dengan Amazon. Jika dikalkulasi, sungai bawah tanah itu mengalirkan 3.000 meter kubik air tiap detiknya.
Atau
dengan kata lain, aliran sungai itu hanya 3 persen dari aliran Amazon
yang berhulu di hutan Peru dan bermuara ke Atlantik di utara Brazil.
Dengan panjang 6.800 kilometer, Amazon dinobatkan menjadi sungai
terpanjang di dunia.
Para ilmuwan menamakan sungai itu, Hamza,
sebagai bentuk penghormatan bagi ilmuwan asal India, Valiya Mannathal
Hamza, yang mendedikasikan hidupnya mempelajari wilayah Amazon selama
lebih dari empat dekade, sekaligus ketua tim peneliti.
Indikasi
keberadaan sungai tersebut dipresentasikan sendiri oleh Valiya Hamza
dari Observatorium Nasional, Brazil. Menurut dia, "informasi termal"
yang dimiliki Petrobas memungkinkan tim peneliti mengidentifikasi
pergerakan sungai bawah tanah.
Temuan itu dipresentasikan minggu lalu di Rio de Janeiro dalam sebuah pertemuan yang dihelat Brazilian Geophysical Society.
Hamza
menambahkan, sungai bawah tanah mengalir dari barat ke timur berarti,
hutan hujan Amazon punya dia sistem drainase, Sungai Amazon dan Sungai
Hamza.
Hamzah menekankan bahwa hasil studi ini baru kesimpulan
awal. Timnya berharap akan mengkonfirmasi aliran bawah tanah pada akhir
2014. Namun, dia menolak berkomentar soal dampak ekonomi dan lingkungan
dari sungai bawah tanah di hutan hujan Amazon.
Berikut di bawah video di kedalaman sungai Amazone:
Untuk memunculkan teks : Klik CC setelah muncul bahasa inggris klik SETTINGS (gambar roda gerigi) terus pilih SUBTITLE/CC
terus pilih AUTO-TRANSLATE nah pilih bahasa yang kamu inginkan misal indonesia
Selamat menikmati.


terimakasih infonya, silahkan kunjungi web kami http://bit.ly/2CNOHb3
ReplyDelete